Biografi Pahlawan Wajib Nasional Indonesia, Wage Rudolf Supratman

Wage Rudolf Supratman merupakan seorang pahlawan wajib nasional Indonesia yang lahir di Ambarawa, Jawa Tengah pada tanggal 2 Mei 1903. Dia merupakan putra dari seorang guru yang bernama Supratman dan ibunya bernama Oma Asmanah. Ia memiliki lima bersaudara, adik-adiknya antara lain Ruben, Asmanah, Sjahrial, Sjahrir dan Sjahroni.

Sejak kecil, Wage Rudolf Supratman sudah menunjukkan bakatnya di bidang akademik. Ia lulus dari sekolah dasar dengan nilai yang luar biasa. Pada tahun 1919, ia melanjutkan pendidikannya di Hoogere Burger School (HBS) di Yogyakarta dan lulus pada tahun 1921 dengan predikat “Cum Laude”.

Setelah lulus dari HBS, ia melanjutkan pendidikannya di Hogere Technische School (HTS) Yogyakarta dan lulus pada tahun 1923. Pada tahun yang sama, ia bergabung dengan organisasi Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dipimpin oleh Sukarno. Ia juga aktif dalam berbagai organisasi lainnya seperti Persatuan Mahasiswa Indonesia (PMI), YMCA dan lain-lain.

Pada tahun 1927, ia bersama rekannya, R.M. Soerjopranoto, mendirikan sebuah organisasi bernama “Kesatuan Perjuangan Rakyat” yang berfokus pada perjuangan untuk memerdekakan Indonesia dari Belanda. Pada tahun yang sama, ia juga menulis lagu perjuangan nasional yang berjudul “Indonesia Raya”. Lagu ini kemudian menjadi lagu kebangsaan Indonesia.

Selama Perang Kemerdekaan, ia berperan sebagai pemimpin milisi. Ia turut memimpin pertempuran bersejarah di Blitar dan Pasuruan. Pada tahun 1949, ia bersama rekannya mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang bernama “Yayasan Pendidikan Nasional” yang bertujuan untuk memberikan pendidikan gratis kepada anak-anak miskin di wilayah Jawa Timur. Pada tahun 1951, ia menjadi rektor di sebuah universitas di Jawa Timur.

Pada tahun 1965, ia menghadiri sidang Konferensi Meja Bundar di Manila yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik antara Indonesia dan Malaysia. Dia juga aktif dalam berbagai organisasi lainnya seperti Dewan Perdamaian dan Kebudayaan Indonesia dan Dewan Pendidikan Nasional.

Pada tanggal 4 Desember 1967, Wage Rudolf Supratman meninggal dunia di Yogyakarta. Namanya kemudian diabadikan dan diperingati sebagai pahlawan wajib nasional Indonesia. Pada tahun 2000, Presiden Abdurrahman Wahid memerintahkan pengubahan nama Stasiun Kereta Api Ambarawa menjadi “Stasiun Kereta Api Wage Rudolf Supratman”.

Pengaruhnya di Masyarakat

Kontribusi Wage Rudolf Supratman terhadap kemerdekaan Indonesia menjadi salah satu yang paling berpengaruh dan berkesan. Dengan lagu “Indonesia Raya”, ia telah menginspirasi dan menggugah semangat rakyat Indonesia untuk berjuang memperoleh kemerdekaan. Selain itu, ia juga aktif di berbagai organisasi yang berfokus pada pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.

Peninggalan yang Ditinggalkan

Selain menulis lagu “Indonesia Raya”, Wage Rudolf Supratman juga meninggalkan berbagai peninggalan lainnya. Ia adalah salah satu pendiri Yayasan Pendidikan Nasional (YNDP) dan Dewan Perdamaian dan Kebudayaan Indonesia (DPKI). Ia juga aktif di berbagai organisasi sosial lainnya, seperti YMCA dan PMI.

Peringatan

Setiap tahunnya, tanggal 4 Desember merupakan hari peringatan untuk mengenang jasa-jasanya. Pada tahun 2000, Presiden Abdurrahman Wahid memerintahkan pengubahan nama Stasiun Kereta Api Ambarawa menjadi “Stasiun Kereta Api Wage Rudolf Supratman” sebagai bentuk penghormatan. Selain itu, ia juga dipuja dan dihormati oleh masyarakat Indonesia sebagai pahlawan wajib nasional Indonesia.

Kesimpulan

Wage Rudolf Supratman adalah salah satu pahlawan wajib nasional Indonesia yang telah banyak berjuang memerdekakan Indonesia dari Belanda. Ia juga aktif dalam berbagai organisasi sosial dan pendidikan. Namanya kemudian diabadikan dan diperingati sebagai pahlawan wajib nasional Indonesia. Setiap tahun, tanggal 4 Desember diperingati sebagai hari peringatan jasa-jasanya.