Biografi Pahlawan Wolter Monginsidi

Siapa yang tidak mengenal Wolter Monginsidi? Pahlawan nasional yang juga seorang pemimpin politik, pejuang kemerdekaan, dan juga seorang gubernur. Beliau lahir di Mamuju, Sulawesi Barat pada tanggal 8 November 1912. Beliau merupakan anak ke lima dari 11 bersaudara yang dipimpin oleh ayahnya yang bernama Soegeng Monginsidi. Selain itu, beliau adalah cucu dari seorang tokoh politik dan pejuang Sulawesi Selatan, yaitu Syarif Ali. Beliau lulus dari Sekolah Menengah Sultan Hasanuddin pada tahun 1929.

Setelah lulus dari Sekolah Menengah Sultan Hasanuddin, Wolter Monginsidi melanjutkan pendidikannya di Hogere Burger School (HBS) di Makassar. Pada tahun 1932, beliau lulus dari HBS. Setelah itu, beliau melanjutkan pendidikannya di Hollandsche Universiteit te Batavia. Di sana, beliau melanjutkan program studi hukum dan diselesaikan pada tahun 1937. Beliau kemudian bekerja sebagai seorang hakim di Makassar. Selain itu, beliau juga menjadi anggota Partai Nasional Indonesia (PNI).

Ketika Jepang menyerbu Indonesia pada tahun 1942, Wolter Monginsidi memutuskan untuk bergabung dengan pihak pemberontakan yang dipimpin oleh Sukarno. Beliau kemudian menjadi seorang anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Pada tahun 1945, beliau menjadi anggota dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Beliau juga menjadi salah satu anggota yang menandatangani Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Wolter Monginsidi ditunjuk menjadi anggota Komisi Nasional Indonesia Timur (KNIT). Pada tahun 1946, beliau kembali menjadi anggota KNIP dan juga menjadi anggota Panitia Persiapan Pendirian Negara (PPPN). Pada tahun 1947, beliau ditunjuk menjadi Gubernur Sulawesi Selatan. Pada tahun 1949, beliau ditunjuk menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS).

Pada tahun 1950, beliau menjadi anggota Kabinet Hatta I. Beliau memegang posisi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun 1951, beliau menjadi anggota Kabinet Ali Sastroamidjojo I dan memegang posisi Menteri Perhubungan. Beliau juga menjadi anggota Kabinet Ali Sastroamidjojo II sebagai Menteri Penerangan. Pada tahun 1955, beliau menjadi anggota Kabinet Burhanuddin Harahap sebagai Menteri Kesejahteraan Rakyat.

Ketika perang saudara antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Gerakan 30 September (G30S) terjadi pada tahun 1965, Wolter Monginsidi memutuskan untuk bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia. Pada tahun 1966, beliau ditunjuk menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Setelah itu, beliau juga ditunjuk menjadi Menteri Kehakiman dan Kepolisian pada Kabinet Kyai Haji Mohammad Hatta II.

Pada tahun 1968, beliau kembali ditunjuk menjadi Menteri Kehakiman dan Kepolisian dalam Kabinet Wakil Presiden Adam Malik. Pada tahun 1970, beliau ditunjuk menjadi Menteri Negara Kepala Staf Angkatan Bersenjata pada Kabinet Ketiga Belas. Beliau kemudian berkontribusi dalam pembentukan UUD 1945 yang baru. Beliau juga berpartisipasi dalam pembentukan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Keistimewaan Daerah Aceh.

Wolter Monginsidi meninggal dunia pada tanggal 20 Oktober 1978 di Jakarta. Namanya kemudian diabadikan dalam berbagai bentuk, seperti nama kota, sekolah, jalan, dan juga lapangan terbang. Beliau juga dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 24 Februari 2000. Pada tahun 2017, beliau juga dinobatkan sebagai Bintang Mahaputera Adipradana oleh Presiden Joko Widodo.

Kesimpulan

Wolter Monginsidi adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang lahir di Mamuju, Sulawesi Barat pada tanggal 8 November 1912. Beliau merupakan anak ke lima dari 11 bersaudara yang dipimpin oleh ayahnya yang bernama Soegeng Monginsidi. Selama hidupnya, beliau telah banyak berkontribusi dalam memajukan Indonesia, baik dalam hal politik maupun hukum. Beliau juga terlibat dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada tanggal 20 Oktober 1978, beliau meninggal dunia di Jakarta dan dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 24 Februari 2000.