Biografi Singkat Pahlawan Nasional Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara, lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat di Yogyakarta, 5 Mei 1889. Ia adalah seorang tokoh pendidikan dan pahlawan nasional Indonesia. Ia dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia. Ia adalah anak pertama dari pasangan Raden Mas Soewardi dan Raden Ayu Rangkel Soerjaningrat. Ia adalah penerima gelar kehormatan kehormatan yang disebut “Ki” oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VII di tahun 1914.

Ki Hajar Dewantara menyelesaikan pendidikan formalnya di Sekolah Guru gabungan di Yogyakarta, pada tahun 1906. Ia menyelesaikan pendidikan tingkat sekolah menengah di Sekolah Guru Tinggi di Yogyakarta, pada tahun 1908. Ia melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan tingkat universitas di Leiden, Belanda, pada tahun 1912. Ia juga mengikuti beberapa kursus di Prancis pada tahun 1913.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Belanda, Ki Hajar Dewantara kembali ke Indonesia dan bergabung dengan Partai Nasional Indonesia. Ia menjadi Ketua Umum Partai Nasional Indonesia pada tahun 1920. Ia juga terlibat aktif dalam berbagai organisasi nasional dan organisasi pendidikan, seperti Perhimpunan Guru-Guru Indonesia, Lembaga Pendidikan Nasional, dan Balai Pustaka.

Ki Hajar Dewantara mengajar di Sekolah Guru Tinggi di Yogyakarta pada tahun 1916. Ia juga menjadi kepala sekolah di Sekolah Guru Tinggi di Yogyakarta pada tahun 1919. Pada tahun 1920, ia menjadi Ketua Umum Partai Nasional Indonesia dan menjadi wakil perwakilan Indonesia saat Konferensi Pendidikan Internasional di Den Haag, Belanda.

Ki Hajar Dewantara juga menjadi salah satu pendiri dan anggota Badan Pendidikan Nasional Indonesia (BPKN) pada tahun 1923. Ia juga menjadi salah satu pendiri dan anggota Perhimpunan Guru-Guru Indonesia (PGI) pada tahun 1924. Pada tahun 1929, ia menjadi Ketua Umum Partai Nasional Indonesia. Pada tahun 1932, ia menjadi Ketua Umum Lembaga Pendidikan Nasional.

Ki Hajar Dewantara juga aktif dalam berbagai organisasi lainnya seperti Koepoe Toegoen, Suara Merdeka, dan Bintang Timur. Ia juga aktif dalam penerbitan sebuah surat kabar yang disebut Poedjoedjoer. Pada tahun 1938, ia menjadi salah satu penyusun Undang-Undang Dasar 1945. Pada tahun 1940, ia menjadi Ketua Umum Partai Nasional Indonesia.

Ki Hajar Dewantara menjadi penerima gelar kehormatan ‘Ki’ oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VII pada tahun 1914. Ia juga menerima gelar kehormatan ‘Ki’ oleh Belanda pada tahun 1937. Ia juga dianugerahi penghargaan Kebesaran Sultan Yogyakarta pada tahun 1938. Ki Hajar Dewantara juga pernah menerima gelar kehormatan dari Pemerintah Jepang pada tahun 1944.

Ki Hajar Dewantara meninggal pada tanggal 16 April 1959, di Yogyakarta. Ia dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia. Ia telah membuat banyak kontribusi dalam pendidikan di Indonesia, seperti pendirian Balai Pustaka dan berbagai organisasi pendidikan nasional. Ia juga aktif dalam berbagai organisasi nasional yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Ki Hajar Dewantara juga dikenal sebagai pengarang berbagai buku mengenai pendidikan, politik, dan sejarah. Beberapa buku yang ditulisnya dalam bahasa Indonesia adalah seperti “Njai Dasima”, “Njai Siti”, “Njai Pembayun”, dan “Njai Si Ratu”. Dia juga menulis beberapa buku dalam bahasa Belanda, seperti “De School”, “Onderwijs”, dan “Onderwijs in Indonesie”.

Kesimpulan

Ki Hajar Dewantara adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia. Ia lahir di Yogyakarta pada 5 Mei 1889. Ia menyelesaikan pendidikan formalnya di Sekolah Guru gabungan di Yogyakarta pada tahun 1906. Ia melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan tingkat universitas di Leiden, Belanda, pada tahun 1912. Ia telah membuat banyak kontribusi dalam pendidikan di Indonesia, seperti pendirian Balai Pustaka dan berbagai organisasi pendidikan nasional. Ia juga aktif dalam berbagai organisasi nasional yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.