Dewi Sartika, Pahlawan Indonesia yang Berjasa Membangun Pendidikan

Dewi Sartika adalah seorang pahlawan Indonesia yang lahir di Batavia (sekarang Jakarta) pada tanggal 5 Juli 1884. Ia berasal dari keluarga Sunda asal Cilacap. Ia lahir dari pasangan Raden Haji Oemar Said Tjokroaminoto dan Kartini. Dewi Sartika adalah salah satu tokoh yang berjasa dalam membangun pendidikan di Indonesia. Ia dianggap sebagai salah satu pahlawan pendidikan Indonesia yang berjasa besar.

Asal Usul Dewi Sartika

Dewi Sartika lahir dari pasangan Raden Haji Oemar Said Tjokroaminoto dan Kartini. Ayahnya, Raden Haji Oemar Said Tjokroaminoto, adalah seorang pejabat tinggi di kolonial Belanda. Sementara ibunya, Kartini, adalah seorang guru sekolah swasta di Batavia. Dewi Sartika adalah anak tertua dari lima bersaudara. Dia memiliki empat saudara laki-laki dan satu saudara perempuan. Pendidikan awalnya dimulai di sekolah swasta milik ibunya. Namun, ia kemudian meneruskan pendidikannya di sekolah Belanda. Akhirnya, ia berhasil menyelesaikan pendidikannya di sekolah Belanda pada tahun 1906.

Kontribusi Dewi Sartika dalam Membangun Pendidikan

Dewi Sartika memiliki kontribusi besar dalam membangun pendidikan di Indonesia. Ia adalah salah satu pendiri sekolah perempuan pertama di Indonesia, yaitu Sekolah Isteri dan Guru (SIG). Sekolah ini didirikan pada tahun 1910 di Bandung. Tujuan utama dari sekolah ini adalah untuk menyediakan pendidikan yang berkualitas bagi para perempuan. Sekolah ini juga berfokus pada pelatihan bagi para guru perempuan, sehingga mereka dapat mengajar di sekolah-sekolah di Indonesia.

Selain itu, Dewi Sartika juga terlibat dalam pendirian sekolah-sekolah lainnya, seperti Sekolah Ibu-Ibu Guru (SIG), Sekolah Guru Perempuan (SGP), dan Sekolah Guru Perempuan Swasta (SGPS). Selain itu, ia juga berperan dalam pendirian sekolah-sekolah kejuruan, seperti Akademi Kejuruan Guru Perempuan (AKGP) dan Akademi Kejuruan Guru Swasta (AKGS). Pada tahun 1925, Dewi Sartika juga menjadi pendiri organisasi pedidikan wanita pertama di Indonesia, yaitu Persatuan Guru Wanita Indonesia (PGWI).

Pencapaian dan Anugerah yang Diterima oleh Dewi Sartika

Dewi Sartika mendapat penghargaan dan anugerah tinggi yang diberikan oleh Belanda. Ia menerima penghargaan yang disebut “Lintas Pahlawan” pada tahun 1928. Penghargaan ini diberikan untuk menghargai jasa-jasanya dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Selain itu, ia juga menerima “Penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial” pada tahun 1933, yang diberikan atas jasa-jasanya untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Penghargaan lain yang diterimanya adalah “Penghargaan Satya Lencana Kebutuhan Sosial” pada tahun 1939.

Legasi Dewi Sartika

Legasi Dewi Sartika yang terkenal adalah sekolah-sekolah yang didirikannya. Sekolah-sekolah tersebut telah banyak membantu dalam meningkatkan tingkat pendidikan di Indonesia. Selain itu, ia juga dikenal sebagai salah satu pendirinya Persatuan Guru Wanita Indonesia (PGWI), sebuah organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan wanita di Indonesia. Kontribusi Dewi Sartika dalam membangun pendidikan di Indonesia tidak akan pernah terlupakan. Ia adalah salah satu pahlawan Indonesia yang berjasa besar dalam bidang pendidikan.

Kesimpulan

Dewi Sartika adalah salah satu pahlawan Indonesia yang berjasa besar dalam membangun pendidikan di Indonesia. Ia adalah salah satu pendiri Sekolah Isteri dan Guru (SIG), Sekolah Ibu-Ibu Guru (SIG), Sekolah Guru Perempuan (SGP), Sekolah Guru Perempuan Swasta (SGPS), Akademi Kejuruan Guru Perempuan (AKGP), dan Akademi Kejuruan Guru Swasta (AKGS). Selain itu, ia juga merupakan pendiri Persatuan Guru Wanita Indonesia (PGWI). Ia menerima anugerah tinggi dari Belanda sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasanya dalam membangun pendidikan di Indonesia.