Mengenal Pahlawan Asal Makassar, Sulawesi Selatan

Makassar adalah ibu kota dari Provinsi Sulawesi Selatan. Selain sebagai pusat pemerintahan, Makassar juga dikenal sebagai kota yang kaya akan sejarah. Berbagai pahlawan yang berasal dari Makassar tercatat dalam sejarah kebangsaan Indonesia. Mereka adalah orang-orang yang mengorbankan jiwa dan raga demi mencapai kemerdekaan. Berikut adalah beberapa nama pahlawan asal Makassar.

Pahlawan I Gowa, Hasanuddin

Hasanuddin adalah putra tertua dari Raja Gowa, Arung Palakka. Ia lahir dari kedua orang tuanya pada tahun 1805. Pada tahun 1817, ia menggantikan ayahnya sebagai Raja Gowa. Sejak saat itu, ia memulai berbagai revolusi untuk mengembalikan kejayaan Sultanate Gowa. Ia juga memimpin pemberontakan terhadap Belanda pada tahun 1825.

Pada tahun 1832, Belanda menyerang Gowa dan berhasil mengalahkan Hasanuddin. Ia ditangkap dan dibawa ke Makassar. Ia kemudian ditahan di Makassar hingga tahun 1847. Ia akhirnya dibebaskan pada tahun itu. Ia kemudian kembali ke Gowa dan menjadi raja yang amat dihormati hingga kematiannya pada tahun 1864.

Pahlawan II Makassar, La Patauw

La Patauw adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Makassar. Ia lahir pada tahun 1843 dari keluarga bangsawan Makassar. Ia diangkat menjadi seorang pejabat pemerintahan pada tahun 1872. Pada tahun itu, ia juga ditugaskan untuk menjadi ketua pemberontakan terhadap Belanda.

Pada tahun 1874, La Patauw berhasil mengumpulkan sekitar 30 ribu orang untuk menentang Belanda. Ia juga berhasil membujuk pemimpin-pemimpin lain untuk bergabung dengan pemberontakan ini. Ia berhasil menahan Belanda selama beberapa bulan, namun pada akhirnya ia kalah dan ditangkap oleh Belanda.

La Patauw dipenjara di Makassar hingga tahun 1894. Ia kemudian dibebaskan dan disambut sebagai pahlawan oleh rakyat Makassar. Ia wafat pada tahun 1902 dan dimakamkan di Makassar, di tempat yang sekarang disebut La Patauw Park.

Pahlawan III Makassar, Arung Palakka

Arung Palakka adalah raja Makassar yang terkenal dikenal sebagai pemimpin yang berani dan berwibawa. Ia lahir pada tahun 1740 dan memerintah Gowa selama lebih dari 40 tahun. Ia berhasil mengembangkan Sultanate Gowa menjadi salah satu kerajaan terkuat di Indonesia.

Pada tahun 1775, Belanda menyerang Gowa dan berhasil mengalahkan Arung Palakka. Ia kemudian ditangkap dan dibawa ke Batavia untuk diadili. Setelah beberapa bulan di penjara, ia dibebaskan pada tahun 1777 dan diberi gelar sebagai raja Makassar. Ia kemudian kembali ke Gowa dan melanjutkan pemerintahannya hingga kematiannya pada tahun 1805.

Pahlawan IV Makassar, Arung Benteng

Arung Benteng adalah putra dari Arung Palakka. Ia lahir pada tahun 1776 dan memulai pemerintahannya pada tahun 1805 setelah kematian ayahnya. Ia berhasil memperluas Sultanate Gowa hingga ke daerah Bugis dan Makassar. Ia juga berhasil meredam berbagai pemberontakan yang mengancam kekuasaannya.

Pada tahun 1819, Belanda menyerang Gowa untuk kedua kalinya. Arung Benteng berhasil menahan Belanda selama beberapa bulan, namun akhirnya ia kalah. Ia ditangkap dan dibawa ke Batavia untuk diadili. Setelah beberapa bulan di penjara, ia dibebaskan pada tahun 1824 dan diberi gelar sebagai raja Makassar. Ia kemudian kembali ke Gowa dan melanjutkan pemerintahannya hingga kematiannya pada tahun 1845.

Pahlawan V Makassar, Pattingalloang

Pattingalloang adalah seorang pahlawan yang berasal dari Makassar. Ia lahir pada tahun 1796 dan merupakan salah satu anggota keluarga kerajaan Makassar. Ia bergabung dengan pemberontakan La Patauw pada tahun 1874 dan berhasil mengumpulkan sekitar 10 ribu orang untuk bertempur melawan Belanda.

Pada tahun 1876, Belanda kembali menyerang Makassar. Pattingalloang berhasil menahan Belanda selama beberapa bulan, namun akhirnya ia kalah. Ia ditangkap dan dibawa ke Batavia untuk diadili. Setelah beberapa bulan di penjara, ia dibebaskan pada tahun 1878 dan diberi gelar sebagai pahlawan.

Pahlawan VI Makassar, Arung Singkang

Arung Singkang adalah putra dari Arung Benteng. Ia lahir pada tahun 1820 dan memulai pemerintahannya pada tahun 1845 setelah kematian ayahnya. Ia berhasil memperluas Sultanate Gowa hingga ke daerah Bugis dan Makassar. Ia juga berhasil meredam berbagai pemberontakan yang mengancam kekuasaannya.

Pada tahun 1856, Belanda menyerang Gowa untuk ketiga kalinya. Arung Singkang berhasil menahan Belanda selama beberapa bulan, namun akhirnya ia kalah. Ia ditangkap dan dibawa ke Batavia untuk diadili. Setelah beberapa bulan di penjara, ia dibebaskan pada tahun 1858 dan diberi gelar sebagai pahlawan.

Kesimpulan

Makassar telah melahirkan berbagai pahlawan yang ikut berperan dalam sejarah kebangsaan Indonesia. Mereka adalah Hasanuddin, La Patauw, Arung Palakka, Arung Benteng, Pattingalloang, dan Arung Singkang. Semua pahlawan ini telah berkor