Supriyadi: Sebuah Kisah Pahlawan Peta Indonesia

Supriyadi adalah seorang pahlawan peta yang berjuang untuk menghidupkan kembali Indonesia melalui pemetaan. Ia lahir pada tanggal 10 Maret 1910 di Kota Cimahi, Jawa Barat. Ia lulus dari Akademi Militer Indonesia pada tahun 1934 dan pada tahun 1938 ia memulai karirnya sebagai seorang petugas topografi di Pemerintah Hindia Belanda. Dengan cepat ia dapat membuktikan bakatnya dan kemampuannya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan pada waktu yang relatif singkat. Ia berhasil membuat peta-peta yang sangat akurat dan menjadi idola banyak petugas topografi lainnya.

Pada tahun 1940, Supriyadi menjadi salah satu petugas pemetaan pemerintah Hindia Belanda di wilayah pedalaman Kalimantan Barat. Ia sangat fokus dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan dengan keahliannya ia berhasil membuat peta-peta pedesaan yang akurat dan bermanfaat. Ia juga melakukan riset-riset topografi dan geologi, yang membuatnya dikenal sebagai seorang ahli topografi. Ia juga menjadi salah satu pemimpin dalam pemetaan pedalaman Kalimantan Barat.

Pada tahun 1945, setelah kemerdekaan Indonesia, Supriyadi berpindah ke pelabuhan Balikpapan, Kalimantan Timur. Ia bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia dan juga berperan sebagai pengawas teknis pemetaan di daerah tersebut. Ia juga menjadi salah satu pemikir dan penentu arah dalam pemetaan pedalaman Kalimantan Timur. Pada tahun 1947, ia ditugaskan untuk mengawasi pemetaan di Kalimantan Selatan, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Ia juga menjadi salah satu pengawas teknis pemetaan di wilayah tersebut.

Selama bertahun-tahun, Supriyadi berhasil membuat peta-peta yang akurat dan bermanfaat bagi pemerintah, seperti peta-peta pedesaan, geologi, dan topografi. Ia juga menciptakan peta-peta yang memudahkan navigasi di laut, sungai, dan jalan-jalan. Ia melakukan riset dan membuat peta-peta yang sangat akurat dan berguna bagi pemerintah. Itulah sebabnya ia dihormati sebagai pahlawan peta Indonesia.

Pada tahun 1965, Supriyadi dianugerahi penghargaan Bintang Mahaputera Adipradana, yang merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan kepada seorang prajurit TNI. Ia juga dianugerahi beberapa medali lainnya, seperti Medali Satyalencana Karya Satya, Medali Hasil Usaha, dan Bintang Jasa. Ia juga menjadi salah satu dari sedikit petugas topografi yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat.

Pada tahun 1970, Supriyadi ditugaskan untuk membuat peta-peta di wilayah pedalaman Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Ia juga menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Kumpulan Peta-Peta Pedalaman Kalimantan”. Buku ini berisi peta-peta yang dibuat oleh Supriyadi untuk membantu orang-orang yang ingin melakukan penjelajahan di Kalimantan. Buku ini sangat bermanfaat bagi para petugas topografi, peta-peta yang dibuatnya sangat akurat dan berguna.

Pada tahun 1979, Supriyadi pensiun dan mengakhiri karirnya sebagai petugas topografi. Ia meninggal pada tanggal 4 Agustus 1983 di Bandung, Jawa Barat. Ia telah berjuang untuk menghidupkan kembali Indonesia melalui pemetaan dan ia berhasil membuat peta-peta yang akurat dan bermanfaat bagi masyarakat. Itulah sebabnya ia dihormati sebagai pahlawan peta Indonesia.

Kesimpulan

Supriyadi adalah seorang pahlawan peta Indonesia yang berjuang untuk menghidupkan kembali Indonesia melalui pemetaan. Ia berhasil menghasilkan peta-peta yang berkualitas tinggi dan bermanfaat bagi masyarakat. Ia juga dianugerahi beberapa medali dan penghargaan, sebagai ungkapan rasa hormat atas jasa-jasanya yang luar biasa. Itulah sebabnya Supriyadi dihormati sebagai pahlawan peta Indonesia.