Pahlawan Nasional Dewi Sartika

Dewi Sartika adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang terkenal karena keberanian dan kegigihannya dalam membangun pendidikan di Indonesia. Ia lahir di Blitar, Jawa Timur pada tahun 1884 dan wafat pada tahun 1954 di Jakarta. Dewi Sartika adalah salah satu dari lima pahlawan nasional Indonesia yang dinobatkan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1959. Ia pun menjadi inspirasi bagi banyak generasi muda yang ingin membangun pendidikan di Indonesia.

Kisah Perjuangan Dewi Sartika

Dewi Sartika adalah anak pertama dari pasangan Yosodiningrat dan Suratmi. Ia memulai pendidikan di sekolah dasar dalam bahasa Belanda, namun ia meninggalkan sekolah pada usia 12 tahun untuk bekerja di rumah tangga seorang dokter Belanda. Ia lalu menikah dengan Raden Soetardjo Kartohadikoesoemo pada tahun 1902 dan pindah ke Jakarta. Pada tahun 1906, Dewi Sartika melanjutkan pendidikannya di sebuah sekolah bahasa Belanda yang disebut Sekolah Guru Perempuan.

Dewi Sartika segera menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi wanita. Ia merasa bahwa pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu masa depan cerah bagi perempuan Indonesia. Ia pun mulai berpikir tentang cara untuk membantu perempuan Indonesia mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Pada tahun 1908, Dewi Sartika dan suaminya mendirikan sebuah sekolah bahasa Belanda yang diberi nama Sekolah Isteri.

Aktivitas Pendidikan Dewi Sartika

Dewi Sartika menyadari bahwa keterbatasan akses terhadap pendidikan mencegah banyak perempuan Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Oleh karena itu ia membuat sebuah organisasi yang disebut “Vereniging Isteri-Isteri Indonesia” atau “Vereeniging”. Organisasi ini dibuat untuk memfasilitasi pendidikan dan pelatihan bagi perempuan Indonesia. Dewi Sartika juga menciptakan sebuah asosiasi wanita untuk mendukung keluarga di rumah dan mengajar wanita untuk melakukan pekerjaan rumah tangga.

Pada tahun 1910, Dewi Sartika mendirikan sebuah sekolah untuk anak perempuan di Jakarta yang disebut “Sekolah Guru Perempuan”. Sekolah ini memberikan peluang bagi perempuan Indonesia untuk mendapatkan pendidikan secara gratis. Di tahun yang sama, Dewi Sartika juga mendirikan sebuah universitas yang didedikasikan untuk perempuan di Jakarta. Universitas ini disebut Universitas Indonesia dan telah memberikan peluang pendidikan kepada banyak wanita Indonesia.

Penghargaan Dewi Sartika

Karena dedikasinya dalam memajukan pendidikan di Indonesia, Dewi Sartika menerima penghargaan bergengsi dari Belanda. Ia dianugerahi Order of the Dutch Lion pada tahun 1912, yang merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan kepada warga negara asing di Belanda. Pada tahun 1949, Dewi Sartika juga menerima penghargaan dari Presiden Soekarno dengan gelar Bintang Mahaputera Adipradana, yang merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan kepada warga negara Indonesia.

Pengaruh Dewi Sartika

Kontribusi Dewi Sartika untuk pendidikan Indonesia tidak bisa diabaikan. Ia telah berhasil membuka lembaga pendidikan yang menyediakan peluang bagi wanita Indonesia untuk mendapatkan pendidikan. Ia juga telah berhasil menciptakan organisasi dan asosiasi yang membantu perempuan Indonesia mendapatkan pelatihan dan pendidikan. Selain itu, Dewi Sartika telah membantu meningkatkan kesadaran wanita Indonesia tentang pentingnya pendidikan dan memotivasi banyak generasi muda untuk terus memajukan pendidikan di Indonesia.

Kesimpulan

Dewi Sartika adalah salah satu dari lima tokoh pahlawan nasional Indonesia yang telah berjuang memajukan pendidikan di Indonesia. Ia telah menyumbangkan banyak usaha untuk meningkatkan akses perempuan Indonesia terhadap pendidikan. Ia telah mendapatkan berbagai penghargaan dari Belanda dan Indonesia sebagai hasil dari dedikasinya untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Ia pun menjadi inspirasi bagi banyak generasi muda yang ingin membangun pendidikan di Indonesia.