S Parman, Pahlawan Revolusi

Kisah Hidup S Parman

S Parman lahir pada tanggal 28 Mei 1895 di desa Cicendo, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Ia adalah anak sulung dari tujuh bersaudara. Ia memulai pendidikan formalnya di sekolah Dasar Negeri Cicendo pada tahun 1903. Pada tahun 1908 ia melanjutkan pendidikannya ke sekolah menengah HBS Bandung, yang kemudian dikenal sebagai STOVIA. Di sini, ia menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1912. Selain itu, ia juga mengikuti kursus Perguruan Tinggi di Amsterdam pada tahun 1923, di mana ia menyelesaikan kursusnya dengan lulusan terbaik.

Kontribusi S Parman Terhadap Revolusi

S Parman adalah salah satu pemimpin revolusi Indonesia. Ia bergabung dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1924 dan menjadi anggota Dewan Pusat. Ia juga menjadi ketua PNI Cabang Sumedang pada tahun 1925 dan menjadi anggota Dewan Pusat PNI pada tahun 1926. Ia juga aktif dalam organisasi lain seperti Sarekat Islam dan Budi Utomo. Ia juga menulis surat-surat untuk majalah Nasionalisme yang diterbitkan oleh PNI. S Parman juga turut serta dalam penyusunan Piagam Jakarta pada tahun 1945 yang membuka jalan untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Kontribusi Terpenting S Parman

Kontribusi terpenting S Parman adalah ia menjadi salah satu pengarang UUD 1945. Ia bersama-sama dengan Soetardjo Kartohadikusumo, Soebardjo Wirjopranoto, dan Soepomo, mendesain UUD yang menjadi dasar negara Indonesia. Ia juga aktif melawan penjajahan Belanda dengan mengumpulkan informasi tentang pemerintahan Belanda dan menyebarkannya kepada rakyat. Ia juga menulis lebih dari 200 artikel dan berbicara di berbagai kesempatan tentang kemerdekaan Indonesia.

Karya S Parman

Selain menulis UUD 1945, S Parman juga menulis beberapa buku. Pada tahun 1925, ia menyelesaikan buku yang berjudul “Saraswati”, yang berisi tentang kesenian dan budaya Jawa. Ia juga menulis buku lain yang berjudul “Pancasila”, yang berisi tentang nilai-nilai dasar Indonesia. Selain itu, ia juga menulis “Ilmu Politik”, yang berisi tentang politik, filsafat, dan etika. Ia juga menulis beberapa buku lain tentang sejarah, filsafat, dan teori politik.

Penghargaan S Parman

Karena dedikasinya terhadap kemerdekaan Indonesia, S Parman dianugerahi Bintang Mahaputera oleh Presiden Soekarno pada tahun 1963. Ia juga menerima berbagai penghargaan lain seperti Bintang Jasa Pratama pada tahun 1965, Bintang Kartika Eka Paksi pada tahun 1968, dan Bintang Jasa Utama pada tahun 1971. Ia juga menerima Penghargaan Satyalaya dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 1975.

Kematian S Parman

S Parman meninggal pada tanggal 12 November 1973 di Jakarta. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Ia akan selalu diingat sebagai salah satu pahlawan revolusi Indonesia yang telah menginvestasikan waktu, usaha, dan pikirannya untuk mencapai tujuan kemerdekaan Indonesia.

Kesimpulan

S Parman adalah salah satu pahlawan revolusi Indonesia yang berjasa dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Ia adalah salah satu pengarang UUD 1945, ia juga menulis beberapa buku tentang sejarah, filsafat, dan teori politik. Ia juga menerima berbagai penghargaan sebagai bentuk rasa terima kasih atas kontribusinya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.