Suprapto, Pahlawan Revolusi Nasional Indonesia

Suprapto lahir di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 11 Juni 1908. Ia adalah anak ke-2 dari 8 bersaudara. Orang tuanya bernama Raden Soegeng dan Raden Ayu Retno Sari. Suprapto bersekolah di Muhammadiyah Jombang, tapi ia kemudian dipindahkan ke SMA Negeri 2 Surabaya pada tahun 1921. Pada tahun 1924, ia menyelesaikan sekolahnya dan melanjutkan pendidikannya di Akademi Hukum Surabaya.

Suprapto terlibat aktif dalam organisasi politik dan sosial di Surabaya. Ia menjadi ketua Umum Partai Nasional Indonesia (PNI) Cabang Surabaya dan juga menjabat sebagai ketua pelajar di Surabaya. Sejak tahun 1926, Suprapto mengajar di Sekolah Menengah Negeri 1 Surabaya dan menjadi wakil ketua pelajar di sekolah itu.

Suprapto aktif dalam gerakan revolusi nasional Indonesia dan berjuang untuk memerdekakan Indonesia. Pada tahun 1945, ia bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Ia juga mengambil bagian dalam berbagai konferensi tentang pembentukan pemerintahan Indonesia yang baru, termasuk Sidang BPUPKI, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), dan Konferensi Meja Bundar.

Selama masa revolusi, Suprapto berperan penting dalam menyebarkan informasi dan semangat revolusi Indonesia. Ia menulis berbagai artikel tentang pembebasan Indonesia dan melakukan berbagai kampanye untuk mendukungnya. Ia juga berjuang untuk mengakhiri pemerintahan Belanda dan memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia.

Suprapto juga terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan politik setelah kemerdekaan. Ia menjadi anggota parlemen Indonesia dan berjuang untuk memajukan ekonomi dan sosial Indonesia. Ia juga menjabat sebagai menteri, antara lain Menteri Keuangan, Menteri Keadilan, dan Menteri Perhubungan. Ia juga aktif dalam berbagai organisasi internasional.

Pengakuan untuk Suprapto

Pengabdian Suprapto untuk Indonesia tidak pernah dilupakan. Pada tahun 1959, ia menerima penghargaan Bintang Mahaputera Nasional yang tertinggi dari Presiden Soekarno. Ia juga menerima berbagai penghargaan lainnya dari pemerintah dan organisasi sosial.

Suprapto wafat pada tanggal 22 Oktober 1996, di usia 88 tahun. Ia dikenang sebagai salah satu pahlawan revolusi nasional Indonesia. Ia dihormati sebagai seorang yang mengabdikan hidupnya untuk mendukung pembangunan dan pembebasan Indonesia.

Peringatan Suprapto

Pemerintah Indonesia mengingatkan jasa-jasa Suprapto dengan berbagai cara. Pada tahun 2002, Bupati Jombang menetapkan tanggal 11 Juni sebagai Hari Suprapto Pahlawan Revolusi Nasional Indonesia. Setiap tahunnya, pemerintah daerah menyelenggarakan berbagai acara untuk mengenang jasa-jasa Suprapto.

Pada tahun 2018, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga menetapkan tanggal 11 Juni sebagai Hari Suprapto Pahlawan Revolusi Nasional Indonesia. Acara tahunan pun diselenggarakan untuk mengenang dan menghormati jasa-jasa Suprapto. Pada tahun 2019, sebuah monumen peringatan Suprapto juga dibangun di Jombang.

Torehan dan Legacy Suprapto

Suprapto adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah pembebasan Indonesia. Ia mengabdikan hidupnya untuk memperjuangkan kemerdekaan dan memajukan Indonesia. Ia juga menjadi contoh bagi banyak generasi berikutnya, yang juga berjuang untuk kemerdekaan dan pembangunan Indonesia.

Suprapto adalah salah satu pahlawan revolusi nasional Indonesia yang paling berpengaruh. Ia telah memberikan banyak sumbangan dalam sejarah Indonesia, baik selama masa revolusi maupun setelah kemerdekaan. Ia menjadi contoh bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berjuang untuk hak-hak mereka dan memajukan bangsa ini.

Kesimpulan

Suprapto adalah salah satu pahlawan revolusi nasional Indonesia yang paling berpengaruh. Ia telah berkontribusi besar dalam memerdekakan Indonesia dan memajukannya. Ia dihormati sebagai salah satu pahlawan revolusi nasional Indonesia, dan diperingati setiap tahun untuk mengenang jasa-jasanya.